PRAKTEK MENULIS
LAPORAN ILMIAH
Laporan ilmiah adalah
suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari
seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat
berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu
karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh
dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk
jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan
ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja
disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan
tertentu. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu :
·
Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa,
makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
·
Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya
disajikan dalam lokakarya.
·
Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar
pendapat orang lain.
·
Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
·
Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang
terinci
Laporan Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan
sintesis-analitis.
Contoh Laporan ilmiah :
Menyusun sebuah kamus yang benar-benar lengkap
sehingga dapat disebut sebagai kamus lengkap memang sangat berat. selain
dibutuhkan pikiran, tenaga, waktu, serta biaya yang hampir-hampir tidak dapat
dibatasi, ada hal lain yang menjadi syarat kelengkapan itu.
Laporan Semi Ilmiah
adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta
dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak
sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di
masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah
karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara
ilmiah.
contoh wacana semi ilmiah :
Laporan semi-ilmiah
adalah tulisan yang berisi informasi faktual, yang diungkapkan dengan bahasa
semiformal, tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering “dibumbui” dengan opini pengarang yang
kadang-kadang subjektif.
RAGAM BAHASA ILMIAH
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan
menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat
keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
Pada bahasa ragam
ilmiah, bahasa bentuk luas dan ide yang disampaikan melalui bahasa itu sebagai
bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan. Hal ini terlihat pada ciri bahasa ilmu,
seperti berikut ini.
1. Baku : Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata
istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2. Logis : Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam
ilmiah dapat diterima akal. Contoh: “Masalah pengembangan dakwah kita
tingkatkan.”Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang
tepat. Pengembangan dakwah mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila
masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan dakwah
kita tingkatkan".
3. Kuantitatif : Keterangan yang
dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Perhatikan contoh di bawah
ini:Da’i di Gunung Kidul “kebanyakan” lulusan perguruan tinggi. Arti kata
kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah
tidak benar memilih kata “kebanyakan” kalimat di atas dapat kita benahi menjadi
Da’i di Gunung Kidul 5 orang lulusan perguruan tinggi, dan yang 3 orang lagi
dari lulusan pesantren.
4. Tepat :Ide yang diungkapkan harus sesuai
dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung
makna ganda. Contoh: “Masjid pesantren yang sudah rusak itu sedang
diperbaiki.”Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin
Masjid, atau mungkin juga Pesantren.
5. Denotatif yang berlawanan dengan
konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan
tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.
6. Runtun. Ide diungkapkan secara teratur
sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea
atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengemban satu ide atau satu
pokok bahasan.
KESIMPULAN
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah dan semi-ilmiah, yang tergolong
dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai,
resensi. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa
aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian
(faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam
pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan
langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah
dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan
ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik
penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para
ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar