KARYA ILMIAH
A. Pengertian
Karya Ilmiah
Karangan Ilmiah atau tulisan ilmiah
adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui
kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
B. Tujuan Karya Ilmiah
ü Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau
hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan
metodologis.
ü Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa,
sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu
menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
ü Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan
menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau
orang-orang yang berminat membacanya.
ü Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki
mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah
setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari
jurusannya.
ü Melatih keterampilan dasar untuk melakukan
penelitian.
C. Fungsi
Karya Ilmiah
Sebagai sarana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
D. Ciri
- Ciri Karya Ilmiah
1.
Objektif, keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap
pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti - bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya
2.
Netral, kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian
bebas dari kepentingan - kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun
kelompok. Oleh karena itu, pernyataan - pernyataan yang bersifat mengajak,
membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3.
Sistematis, uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila
mengikuti pola pengembangan tertentu. Dengan demikian, pembaca akan bisa
mengikuti dengan mudah alur uraiannya.
4.
Logis, kelogisan ini dapat dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar
induktif atau deduktif. Jika ingin menyimpulkan fakta atau data digunakan pola
induktif, sebaliknya jika ingin membuktikan teori atau hipotesis digunakan pola
deduktif.
5.
Menyajikan Fakta, setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus
faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang
emosional sebaiknya di hindarkan.
6.
Tidak Pleonastis, kata - kata yang digunakan tidak berlebihan, jelas atau tidak berbelit -
belit.
7.
Bahasa
yang digunakan bersifat formal dan sesuai dengan EYD.
E. Jenis
- Jenis Karangan Ilmiah
Jenis-jenis
karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau
induktif.
2. Kertas
kerja seperti halnya makalah, adalah
juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih
mendalam daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan
fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi
lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material
berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum
tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari
penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid)
dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis
sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat
dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak
menyandang gelar doktor (S3).
KARYA NON ILMIAH
a)
Pengertian Karya Non
Ilmiah
Karya
non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari - hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan.
b) Ciri - Ciri Karya Non Ilmiah
v Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
v Fakta yang disimpulkan subyektif,
v Gaya bahasa konotatif dan populer,
v Tidak memuat hipotesis,
v Penyajian dibarengi dengan sejarah,
v Bersifat imajinatif,
v Situasi didramatisir,
v Bersifat persuasif.
v Tanpa dukungan bukti
c) Jenis - Jenis Karya Non Ilmiah
§ Dongeng, suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan
kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang
mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.
§ Cerpen, suatu bentuk naratif fiktif, cenderung padat dan
langsung pada tujuannya dibandingkan karya - karya fiksi yang lebih panjang.
§ Novel, karya
fiksi prosa yang tertulis dan naratif.
§ Drama, suatu karya sastra
yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.
§ Roman, sejenis
karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan
pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing - masing.
d) Karya Semi
Ilmiah (Populer)
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen
Metode Ilmiah
Pengertian metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan
oleh para peneliti dalam menjawab masalah yang ada..
Tujuan
Mempelajari Metode Penulisan ilmiah
Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa
yang akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah kita tidak bisa sembarangan
menulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam
penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami
dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita
mempelajari metode ilmiah:
·
Meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
·
Meningkatkan
keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
·
Meningkatkan
pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah
Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut
“Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni
“Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan
kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea
charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class
of social situation” .
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung
tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah
laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini
disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku
atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah
atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa
:”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan
saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain
kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu
masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat
Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan
masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
a.
Sikap ingin tahu
b.
Sikap kritis
c.
Sikap obyektif
d.
Sikap ingin
menemukan
e.
Sikap tekun
Langkah-Langkah Metode
Ilmiah
Karena
metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap
langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun
langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan masalah.
2.
Merumuskan hipotesis.
3.
Mengumpulkan data.
4.
Menguji hipotesis.
5.
Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir
ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan
penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode
ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut,
kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana
mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila
masalahnya sendiri belum dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan
masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis
sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada
proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu
melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda
dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan
di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu
mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan
data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan
pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung
pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah
jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah
pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan
atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis,
namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian
hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf
signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini
dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan
suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah
paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang
telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk
kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis
data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap
cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan
temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan
rumusan masalah yang diajukannya.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar