I.
Penalaran Ilmiah
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi
yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Proposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat
pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat
harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal,
atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan
mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai
tiga unsur yakni:
·
Berdasarkan
Bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposisi diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu: tunggal dan majemuk.
Proposisi tunggal hanya mengungkap satu pernyataan
saja dimana hanya didukung satu subjek dan satu predikat (kalimat tunggal). Sedangkan
Proposisi majemuk, proposisi ini dibentuk dari gabungan dua proposisi
tunggal atau lebih dimana kalimat pernyataan ini sekurang-kurangnya didukung
dua pola kalimat.
·
Berdasarkan Sifat Pembenaran atau Pengingkaran
Berdasarkan luas pengertian, proposisi dibedakan menjadi tiga
kategori : universal, partikular, dan singular. Proposisi universal
ialah sebuah proposisi yang mencakup seluruh aspek atau bagian. Kemudian
proposisi partikular, yakni mengungkapkan sebagian dari seluruh aspek.
Selanjutnya proposisi singular, ini hanya mengungkapkan satu aspek saja, di
antara penandanya kata ini dan itu.
·
Berdasarkan Kualitas dan Kuantitasnya
Berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, proposisi
dibagi menjadi 2 yaitu : proposisi A, E dan proposisi I, O. Proposisi A
merupakan proposisi universal atau singular positif, proposisi yang mengungkap
keseluruhan dan pembenaran, pengakuan atau, positif. Sebaliknya, Proposisi E
adalah proposisi universal atau singular negatif. Proposisi ini mengungkapkan
pengingkaran, penolakan, atau negatuf. Proposisi I adalah proposisi partikular
aktif, proposisi yang mengungkap sebagian dari keseluruhan pengakuan,
pembenaran, atau positif. Sedangkan proposisi O adalah proposisi partikular
negatif, mengungkap sebagian dari keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau
negatif.
Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk
membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan
pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi
sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit
untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat
dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan
fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu
sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.
Cara pengujian evidensi :
Cara Menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta.
Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian
tersebut.(Observasi, Kesaksian, Autoritas)
Cara Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta
atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan
penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu
adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari
semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan
kesimpulan yang akan diambil.
1.
Konsistensi
adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar
tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun
sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap
dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau
pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
2.
Koherensi
adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide,
membuat hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan
membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk
mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan
materinya harus logis.
Cara Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa
yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh
didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara
sebagai berikut :
1.
Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli
atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
2.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang
diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan
lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh
autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat
kedudukannya.
3.
Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau
pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik
kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
4.
Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir
dalam bidang itu.
II.
Berpikir Deduktif
Konsep
Berpikir Deduktif
Pengertian deduktif
adalah pengambilan kesimpulan untuk suatu atau beberapa kasus khusus yang
didasarkan kepada suatu fakta umum. Metode ini diawali dari pebentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata
lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan
teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan
kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran
merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik
kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya
kepada orang lain.
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Pengertian Silogisme
Silogisme merupakan suatu proses
penarikan kesimpulan yang didasarkan atas pernyataan-pernyataan (proposisi->
yang kemudian disebut premis) sebagai antesedens (pengetahuan yang sudah
dipahami) hingga akhirnya membentuk suatu kesimpulan (keputusan baru) sebagai
konklusi atau konsekuensi logis. Keputusan baru tersebut selalu berkaitan
dengan proposisi yang digunakan sebagai dasar atau dikemukakan sebelumnya. Oleh
karena hal tersebut, perlu dipahami hal-hal teknis berkaitan dengan silogisme
sehingga penalaran kita benar dan dapat diterima nalar.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme
yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor/ Premis Umum)
Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor / Premis Khusus).
Akasia membutuhkan air (Konklusi / Kesimpulan
2. Silogisme Hipotetik
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor/ Premis Umum)
Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor / Premis Khusus).
Akasia membutuhkan air (Konklusi / Kesimpulan
2. Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang
premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah
proposisi katagorik.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi)
3. Silogisme Alternatif
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi)
3. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif
yang lain.
Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
III.
Berpikir Induktif
Konesep Berpikir Induktif
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Penalaran
ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif.
Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan
penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun
pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu
memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu
sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang
diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini
biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis
ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari
pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap
pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta
empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak.
Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.
Maka
dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaanr induktif diperlukan
dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.
Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum. Pada dasarnya untuk membedakan sebuah karangan berparagraf
generalisasi sangatlah mudah apabila kita telah mengetahui hal-hal pokok dalam
pembahasan.
Macam-macam
generalisasi :
1.
Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki. Contoh: sensus penduduk
2.
Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang
belum diselidiki. Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang
memakai celana pantaloon.
Prosedur
pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga
dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar
bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan
salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari
kata yang telah ada.
Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang
diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui
analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara
konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif
atau analogi logis.
Jenis-jenis Analogi:
1.
Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun
berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan
bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat
suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
2.
Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan
sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru
menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah kita ketahui atau kita percayai.
Hubungan kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip
sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya,
merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia
yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Macam
hubungan kausal :
1.
Sebab- akibat.
Contoh:
Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2.
Akibat – Sebab.
Contoh:
Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3.
Akibat – Akibat.
Contoh: Doddy melihat kecelakaan dijalan raya,
sehingga Doddy beranggapan adanya korban kecelakaan.
Hipotesa dan Teori
Hipotese (hypo“di bawah“, tithenai“menempatkan“)
adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk
menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam peneliti fakta-fakta
tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain secara lebih lanjut.
Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat
sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
Induksi Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana
isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak
jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses
kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka
karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan
kerangka menjadi karangan eksposisi.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar