Senin, 16 November 2015

ASPEK DAN KONSEP PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH

ASPEK DAN KONSEP PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH

Pengertian dan Jenis Penalaran

Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).

Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.

1.    Penalaran Induktif dan Coraknya

Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.

Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara :

v  Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.

Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:

·         Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman.

·         Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran

v  Analogi

Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian, dasar kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan.

Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah sebagai berikut:

·      Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.

·      Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya.

Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia.

v  Hubungan Kausal (Sebab Akibat)

Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.

Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.

Contoh:

1) Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).

2) Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).

2.    Penalaran Deduktif dan Coraknya

Penalaran deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.

Contoh :

Semua makhluk hidup akan mati

Manusia adalah makhluk hidup

Karena itu, semua manusi akan mati.

Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa proses penalaran itu berlangsung dalam tiga tahap.

Pertama, generalisasi sebagai pangkal bertolak (pernyataan pertama merupakan generalisasi yang bersumber dari keyakina atau pengetahuan yang sudah diketahui dan diakui kebenarannya.
Kedua, penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus atau kejadian tertentu.
Ketiga, kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus atau peristiwa khusus itu.

Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara

*      Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.

Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.

Contoh:

Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir

Premis minor : Habibie adalah cendekiawan

Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir

*      Entinem

Entiem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami.

Contoh:

Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap:

Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang

sedang kesusahan

Premis minor : Pak Sastro adalah renternir

Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yag

kesusahan.

Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.”

Isi karangan

Salah satu syarat untuk diterima masuk ke institusi pengajian tinggi ialah aktif dalam kegiatan kurikulum di sekolah. Pada pendapat anda, mengapakah semua pelajar diwajibkan menyertai kegiatan kurikulum di sekolah?

Pendahuluan

·         Aktiviti kokurikulum terbahagi kepada beberapa kategori iaitu persatuan dan kelab,               pasukan pakaian seragam dan sukan.
·         Pelajar diwajibkan menyertai setiap kategori.
·         Pelajar bukan sahaja menumpukan perhatian dalam bidang akademik tetapi perlu                 terlibat dengan  kegiatan kokurikulum.

Isi-isi penting

·         Melahirkan pelajar yang, sehat dari segi fisik dan mental.
·         Aktivitas kecerdasan dapat menyehatkan tubuh badan
·         Melahirkan pelajar yang sehat
·         Melahirkan pelajar yang berkeyakinan.
·         Memenuhi masa lapang dengan aktivitas yang  berfaedah – memberi peluang bergaul dengan rakan sebaya – mengelakkan gejala negatif di luar sekolah.
·         Memupuk nilai nilai murni melalui aktivitas yang dijalankan

Kesimpulan

·         Ibu bapa wajar menggalakkan anak -anak melibatkan diri dalam kegiatan kokurikulum – tidak menghalang anak-anak dan mengikis tanggapan bahawa kegiatan kokurikulum membazir masa.
·         Jangan menuding jari  kepada mana-mana pihak jika anak-anak tidak diterima masuk ke IPT dengan alas an tidak pernah menyertai kegiatan kurikulum.

Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran Karangan

Agar dapat menalar dengan tepat, kita perlu memiliki pengetahuan tentang fakta yang berhubungan. Jumlah fakta tak terbatas, sifatnya pun beraneka ragam. Oleh sebab itu, sebagai unsur dasar dalam penalaran ilmiah, kita harus mengetahui apa pengertian dari fakta.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta memiliki definisi sebagai hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Selain itu, fakta juga merupakan pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris (sesuai dengan bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera). Fakta bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa sistem serta dilakukan secara sekuensial maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah ilmu.


Daftar Pustaka
http://mardiya.wordpress.com/2010/11/29/penalaran dalam penulisan karya ilmiah
http://mohdnizamjaafar.blogspot.com/2013/0gos/28/isi karangan
http://asyifarahmah.blogspot.com/2015/03/bahasa indonesia 2
http://donyagung40.blogspot.co.id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar